20 September 2014.
Perjalanan
terbaik adalah ketika memandang dunia dari balik jendela kendaraan, meski itu
kendaraan yang paling kubenci: bis.
Bis
punya sejarah sendiri mengapa ia sangat kubenci: salah satunya adalah, ia yang
selalu menjadi saksi kepergian, kedatangan, dan air mata. Cerita-cerita di dalam
bis pun seolah tak lekang dimakan zaman, meski aku juga membenci kenangan yang
tercipta bersamanya, tentang perempuan berkerudung yang duduk di belakang sana.
Ataupun perempuan berwajah putih dengan rambut ekor kuda dan sejumput rambut
tipis yang jatuh di depan telinganya. Atau yang lebih membuatku benci adalah
kenyataan aku pernah berbagi cerita masa lalu dan masa depan bersama sahabat.
Dan mereka akan menjalani hidupnya sendiri-sendiri.