I’m seriously.
Gue
nulis post ini dengan tangan gemetar, enggak tahu kenapa, kayaknya baru kemaren
gue nulis post ini: Time As A Cheetah. Sekarang udah masuk tulisan tentang ‘Waktu’
yang kedua.
Sebelumnya,
gue basa-basi dulu nih.
Selamat
hari baru semuanya! Desember! Bulan terakhir sebelum tahun depan. Yihaaaaaaa!!
Gue harap lo enggak pernah bosen baca tulisan gue yang ngawur ini..
Bulan terakhir di 2013.
Satu pertanyaan: Apa yang telah
kita perbuat?
Berdiam
diri?
Merenungi
nasib?
Meratapi
mimpi yang satu-satu gagal?
Mengais-ngais
cinta dari orang yang nyatanya tak pernah ada?
Apa
lagi?
Bilang
sama diri lo sendiri.
Semoga
kita bukan termasuk orang-orang yang menangisi waktu.
2014 di pelupuk mata.
Sebelum
kita jalanin tahun-tahun yang (mungkin) tahun terberat dalam hidup kita. Dimana
akan ada kenyataan bahwa:
Tangisan
yang tiada henti menjerit, karena teman-teman seperjuangan yang mulai pergi
satu per satu. Sadar bahwa mimpi adalah segalanya, bahkan mengalahkan
persahabatan.
Lalu,
cinta dan kebahagiaan yang lekas pergi, berganti dengan rasa emosional yang
lebih membumbung di kala kita sudah menyandang siswa dengan embel-embel ‘Maha’
di depannya ( Amin :)
Secara
pribadi, gue sadar kalo waktu adalah hal yang masih bersifat komunis sampai
saat ini. Dia dengan sendirinya mengekang kebebasan kita. Mau bukti? Belajar
terus menerus buat UN dan segala tetek bengeknya. Capek kan? Lelah
berkepanjangan kah?
Semua
yang lebih tua dari kita juga pernah ngalamin kok. Tinggal gimana kita
ikhlasnya aja apa enggak.
Usain Bolt, pelari tercepat di dunia pernah bilang. “I' m just going out there all the time to do my thing and show the world i'm probably the best."
Bener
banget! Ketika kita berpikir tentang berapa banyak waktu lagi yang kita miliki,
kita semakin sadar bahwa tidak ada lagi waktu yang kita milikin.
Tiba-tiba…
Semuanya
menghilang.
Segala
kesalahan dan hubungan yang rusak udah enggak bisa diperbaikin lagi.
Mimpi
yang udah siap buat dibangun, bukan masih dirancang, dan kita telat menyadari
itu.
Berpindah,
ke tempat yang (mungkin) lebih baik lagi.
Rindu
akan waktu dimana kebahagiaan dan tawa masih lebih mudah.
Rindu
akan air mata yang mudah dibagi-bagi dengan teman sejawat.
Bernyanyi
diiringi teman yang memainkan gitar dengan suara fals orang-orang di
sekitarnya, tanpa beban.
Bercanda
ria dan bepergian semau kita.
Sama-sama
menikmati hujan dan kebasahan, lalu tersenyum sama-sama saat itu.
Foto-foto
sepuasnya.
Dan……
banyak lagi.
………………
Ketika,
ketika itu lumpuh dan benar-benar habis.
Gue,
lo, dan kita akan sama-sama sadar betapa waktu memang sangat-sangat-sangat
begitu cepat. Dan kita selalu berpikir ‘gimana
ya kalo gue punya kantong doraemon?’
Lalu,
apa perasaan lo saat ini?
Dimana
UN tinggal 150 hari lagi. Dan SBMPTN tinggal 210 hari lagi.
Setelah
itu, kita berpisah, berpindah, jauh dari segalanya.
Nyaris
semuanya terasa baru lahir.
Kalau Anda
memutuskan melakukan sesuatu, jangan sebut itu sebagai pengorbanan karena tiada
ada orang yang memaksa Anda melakukannya.
Aung San
Suu Kyi
Salam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar