Sabtu, 02 November 2013

Time As A Cheetah.


            Tanpa basa-basi.

Time as a Cheetah.

Lo tahu apa yang gue maksud.

Yap, waktu laiknya seekor Cheetah yang lagi lari, cepet banget, hampir nyentuh 327 km/jam. Dan saking kencengnya, mungkin dia bisa lari dari CBD Ciledug – Monas selama 1 menit. Makan orang selama perjalanan enggak diitung ya XD

Kembali lagi.

Gue yakin banget, ini efek kelas dua belas. Entah kenapa, tiba-tiba di malem minggu yang (selalu) sepi ini gue keinget sama waktu gue yang kurang lebih tinggal 180 hari lagi. Setelah 180 hari itu berlalu, gue bakal tinggalin semuanya:

Sekolah yang terkenang karena tugasnya yang menggunung.

Orang-orang yang topik hariannya adalah pr.

Guru-guru yang ‘menyimpang’.

Banjir kali CI.

 Jalan Parung Serab yang udah 10 tahun gue lewatin, dari yang rusak sampe sekarang yang masih rusak.

Banyak…

Banyak banget…

Banyak yang akan gue tinggalin. Gue garis bawahin lagi, mungkin semuanya bakal gue tinggalin.

Untuk apa? Untuk apa lagi kalo bukan nuntut ilmu.

Entah kenapa, ada perasaan sedih tersendiri kalo inget 180 hari lagi gue bakal gak ada di sini. Ninggalin puluhan tempat penuh memori, ninggalin pujian yang bagai air bah. Jalan sendirian ke kota baru yang (mungkin) akan lebih menyenangkan, tapi belum tentu mempunyai banyak kenangan.

Well, everything must change.

Semuanya akan berubah, cepet atau lambat. Waktu gak mau ngulur-ngulur kayak kita yang biasanya ngulurin mereka. Waktu gak mau tahu, bodo amat, dia gak peduli, dia gak akan ngulurin tangannya bagi para pemohon yang mengemis untuk mengembalikan beberapa menit atau detik yang lalu.

Rasanya, selalu ada perasaan kesedihan yang mendalam tiap kali gue (ataupun kita) yang udah ngejalanin banyak hal dengan intensitas tinggi lalu ditinggalin gitu aja.

Rasanya, sayang tiap kali inget memori yang pernah gue bagi bersama orang-orang di sekitar dan nyatanya gue harus ninggalin mereka.

Rasanya, ada haru yang membaur tiap kali inget bahwa makin hari waktu gue buat semuanya makin sempit.

Rasanya, ada tawa yang akan perlahan memudar tiap kali waktu berganti, yang pada saatnya nanti, akan ada tangisan yang meledak disana-sini.

Rasanya, sangat berat ketika semuanya dimulai dari awal.

Tanpa membawa sahabat, pujian, tempat berkesan, orang-orang dengan karakter unik, tawa dan cerita yang tiap hari lalu-lalang.

Dan gue, akan ninggalin itu semua. Pergi dan membawa segudang mimpi yang digandeng oleh cemoohan orang-orang terdahulu yang nantinya akan gue tendang jauh-jauh, serta tas yang dipenuhi perlengkapan untuk memulai yang baru.

Kadang, kita akan terus memohon.

Agar waktu berhenti sebentar saja.

Menahanku lebih lama.

Disini.

Tidak ada alasan lain.

Selain aku hanya ingin tinggal lebih lama.

Selamat datang November. 180 hari lagi menuju UN. 210 hari menuju SBMPTN.
Bagi para pemimpi, waktu hanya tinggal angin yang berhembus, tidak terlihat dan rasanya hanya sesaat, karena angin itu begitu….. cepat.


Salam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar