Hallo sobat semua. Semoga masih
betah ya main ke blog kecil ini. Setelah project Rain #1.Wish You Come Back Here & Rain #2.. Ketika Bocah SD Masih Bocah Ingusan berhasil dipublish. Kali ini mau coba bikin project Rain #3.
***
Jam masih menunjukkan pukul 05.30
pagi. Sambil membawa segelas susu hangat, Bam duduk di kursi cokelat yang
berada di teras rumahnya. Sembari meminum sedikit demi sedikit susu itu, di
luar sana, gerimis tengah menghampiri bumi. Entah mengapa, beberapa hari ini
begitu berat, sangat-sangat berat.
Bam mencoba mengingat lagi beberapa hari yang lalu,
ketika ia kembali bertemu dengan Ara di sebuah kafe kecil di sudut kota
kesayangannya. Ini tidak bisa dibilang kebetulan, ini benar-benar diluar dugaan
Bam. Setelah lebih dari satu tahun berpisah, tiba-tiba saja Ara tampil begitu
saja dihadapannya, dengan rambut kuncir kuda dan poni yang masih khas seperti
dahulu. Bam hanya melihat heran ke arah wanita dengan sosok tubuh kecil itu.
Ara masih belum menyadari kehadiran Bam yang tengah
duduk memperhatikannya. Ara masih asik mendengarkan teman-temannya berceloteh
ria, dari dahulu Ara memang menjadi pendengar yang baik. Meski sekarang
terlihat Ara agak sedikit introvert.
Saat tengah asik Bam mengamati Ara, tiba-tiba saja
fikiran liar itu datang menggerogoti fikiran Bam, memaksa kenangan-kenangan
yang indah dan buruk hadir kembali. Sungguh, inilah yang paling ditakutkan oleh
Bam.
Ara terlihat beranjak dari tempat duduknya, sedikit
lagi ia melintas didepan meja Bam. That is a moment.
“Hai Ara, ngapain disini?” Tanya Bam dengan suara
pelan, dan senyum yang coba dipaksakan.
Ara kaget sejenak, begitu ia melongokkan kepalanya
dan mendapati Bam yang duduk sendirian, bertambah kagetlah Ara. Tatapannya
kosong, tanpa arti, seolah tidak mengenal sosok yang tadi memanggilnya.
Beberapa detik kemudian, Ara berbalik menuju mejanya
kembali, meninggalkan jejak yang Bam tak mengerti. Sikapnya sangat dingin,
begitu tak perduli, dan sorot matanya menyiratkan bahwa Ara sangat tak
menginginkan Bam, sangat-sangat tidak ingin.
Bam hanya diam, menghela nafas sejenak, lalu
melangkah keluar dari kafe tersebut.
Hujan yang semakin deras menyadarkan Bam yang masih
duduk di teras dengan segelas susu hangat. Ini memang berat, tapi Bam sadar, ia
tak mau kembali membuka masa lalunya. Hidupnya sudah beranjak, tanpa Ara yang
dari dahulu memang tak pernah ‘benar-benar’ hadir dalam hidupnya. Cukup sampai
kemarin saja Bam melihatnya kembali.
***
Hiks..hikss..sedih gak bro? Yaa
semoga aja kalian gak pada nangis lah, cemen banget nangis gara-gara cerita
begituan. Inilah project Rain #3
persembahan dai Ghiyatsableng, semoga dapat sedikit menghibur ya.
Intinya, hidup itu harus diarahkan
kedepan, biarlah masa lalu menjadi kenangan, dan jangan biarkan masa depan
menjadi seperti masa lalu yang kembali terjadi ‘kenangan buruk’. Dan, pada
akhirnya, post kali ini semoga memberikan banyak pelajaran bagi pembaca semua,
dan khususnya bagi yang nulis.
Byeee.. Sampai jumpa dilain waktu :D
ceritanya sungguh sangat mengharukan sobatku hikhikhik....
BalasHapus