Maaf.
Maaf.
Maaf.
Maaf untuk
segalanya.
Maaf untuk
keambisiusanku mempertahankanmu.
Maaf untuk
ketidakterimaanku atas apa yang terjadi kepadaku.
Maaf untuk
keegoisanku.
Maaf untuk hatimu
yang selama ini bersusah payah mencari jalan keluar dari labirin.
Maaf untuk
sangkar yang selalu mengungkungmu.
Maaf untuk
telingamu yang tidak bisa mendengar suara burung berkicau lagi.
Maaf untuk
ketololanku.
Maaf untuk
aku yang tidak pernah peduli kamu.
Maaf untuk
kebahagiaan yang tak pernah melewati garis start.
Maaf untuk
kesedihanmu yang terlampau sering keluar dari finish.
Maaf untuk
kebodohanku.
Maaf untuk mimpi
yang mengabur karena aku.
Maaf untuk
hari-hari kelammu karena wajahku.
Maaf untuk
aku yang tidak pernah mendengar kamu.
Maaf untuk batas
yang kuberikan padamu.
Maaf untuk
harapan-harapan yang terlanjur menguap.
Maaf untuk
segalanya.
Maaf untuk
segalanya.
Maaf untuk
cinta yang sia-sia karena aku.
Maaf untuk
sesalku menangkap hatimu.
Maaf untuk
kefasihanku menyakitimu.
Maaf untuk
tidak bisa membuatmu kembali hidup.
Maaf untuk
matamu yang kini tidak lagi berbinar.
Maaf untuk
segalanya.
Maaf untuk
semua kata-kata maaf ini.
Maaf untuk
kata-kata sampahku yang selalu mencekoki mulutmu hingga kau selalu tersengal.
Maaf untuk
cinta yang bodoh.
Maaf untuk
cinta yang ceroboh.
Maaf untuk
segalanya.
gue suka banget gaya lu yg ini
BalasHapusThanks bro :(
Hapusawalnya aneh, pas baru liat kok banyak maaf nya gitu. ternyata setelah dibaca bagus, sedih tapi :"
BalasHapusEmang lagi dalam tahap kesedihan sob :)
HapusSebuah ispirasi yang luar biasa sobat, sangat menarik dan mengesankan
BalasHapusTerima kasih sudah berbagi
Alhamdulillah, kembali kasih sobat :)
HapusAwak suka sekali tu puisi.
BalasHapusTerimakasih kak :)
HapusBener. Awalannya aneh. Tapi setelah dibaca sampe akhir bikin sedih juga hahaha.
BalasHapusItu dari hati sob :(
Hapus