Kamis, 08 November 2012

Semarak Bangsa Sandal



            Sepanjang perjalanan gue di SMA, tahun ini bulan September adalah hal yang paling melelahkan. Apapun berjalan lama banget.......... kaya keong.

Hmmm cerita dari mana ya? Soalnya ada banyak yang mau diceritain nih. Mulai dari LDK, pemilihan ketua OSIS, lomba puisi, dan sebagainya. Okay, setelah gue melakukan senam yoga. Akhirnya gue memutuskan memilih topik tentang sandal... Yeaah! Sandal!

Lalu? Kenapa gue bahas sendal?

Ini merupakan benda yang paling gue sayang, kemanapun dan dimanapun, benda yang selalu gue bawa bukan Handphone, duit, make up, dress up, wig, atau wejes #LhoKokJadinyaMalahPengenNgebencongYa?

Ibarat bulan tanpa malam. Matahari tanpa siang. Makan tanpa nasi. Minum tanpa air. Atau yang lebih ekstremnya...... Hidup tanpa cinta.... Semuanya hampa, begitupun kaya gue ama sendal.

“Yat, lo pilih sendal apa pacar lo?”
“Sendal lah.”
“Kok bisa?”
“Soalnya sendal lebih enteng.”
“Begooo.. Apa nyambungnya.... Zzzz.”
“Hanya orang bejo yang tau maksudnya.”
“$@!%^&$%”

Kemaren gue punya persembahan khusus buat sendal gue. Hey, rakyat-rakyat sendal yang selalu diinjak-injak. Dengarlah puisi gue kali ini!

Yang terhormat para jajaran bangsa sandal.
Yang mempunyai bagian atas yang mulus, semulus paha Cherybelle.
Yang mempunyai bagian bawah kasar, sekasar cincin Tessy.
Bersabarlah, sampai waktunya tiba.
Kau akan berubah menjadi bangsa yang hebat.
Menjadi penguasa bumi ini.
Kau akan menjadi seperti Avatar yang mampu mengendalikan beberapa elemen.
Kau juga akan menjadi Doraemon yang menciptakan benda-benda sihir.
Sendal...
Teruskanlah semangat perjuanganmu.
Raih kemerdekaan bangsa sendal.
Semoga kau lekas-lekas mendirikan negara sendiri. Negara bernama Sandal Serikat.
Yang berbenderakan sendal sedang memegang sikat.
 
Yap, begitulah puisi karya Ghiyatsableng yang mengaku ganteng tapi sebenarnya gak ada yang mengakui dirinya ganteng..

Post tentang curhatan-curhatan di lain waktu aja yaa. cuma mau post seneng-seneng doang kok :D
Salam hangat dari si GaGanteng, ghiyatsableng.