Kamis, 24 Desember 2015

Pelajaran Emotional Quotient dari Whiplash

            Setelah postingan terakhir gue di blog ini adalah April lalu, gue sadar gue udah terlalu lama menelantarkan anak pertama ini dan seringkali berselingkuh untuk mengisi peramalmalam.wordpress.com yang isinya cuma galau-galauan. Gue jadi sadar makin hari gue kekurangan bahan buat tulisan yang emang pada mulanya tujuan awal gue nulis adalah pemenuhan hasrat untuk menenggelamkan diri pada waktu dan menghindari kemaksiatan. Hari ini, di hari pertama libur panjang –dan tragisnya gue malah tepar– gue berusaha buat membuat catatan kecil lagi tentang perasaan gue sehabis nonton Whiplash, film yang bagi gue cukup oriental (?)
            Awalnya, gue kira film ini sejenis kayak video tutorial main drum. Tapi o ternyata, mungkin bagi gue adalah film yang menempati rangking teratas buat genre music. Sebenernya, tulisan ini bukan ripiu sih, tapi sekadar rasa terima kasih aja kepada penulis skenario dan sutradaranya yang gak nyiptain karakter plastik lontang-lantung gak jelas arahnya mau kemana dan alur yang termehek-mehek.

Senin, 27 April 2015

Sedikit Obrolan Mengenai Hal-hal yang Apabila Diceritakan Tak Akan Habis



            Mari kita bermelankolis~
*
Hari ini, selepas rapat yang berakhir tepat ketika adzan maghrib tiba, mengurusi tetek bengek persoalan mengenai pekan futsal yang akan diadakan kampusku dua minggu lagi. Lantas aku dan tiga teman lainnya mengenyam mie ayam yang telah datang dua jam silam. Saat itu, mie tersebut telah mengembang dan tidak terasa hari sudah beranjak malam. Satu teman kami pulang, izin membuat laporan –dan begitulah kegiatan kami sehari-hari, kalau kau bilang itu membosankan, jangan salah, membuat laporan seperti menunggu tupai jatuh dari lompatannya. Sangat jenuh bukan? Maksudku, seberapa sering ada orang yang mengalami keempirisan dari tupai yang jatuh dari lompatannya?–.

Kamis, 23 April 2015

Birahi Sang Paha dan Ledakan Hebat Sang Pantat





       Awal Januari gue pernah bertekad sama diri gue sendiri, “Mau gimanapun, gue harus bisa sepedaan 100KM dalam satu hari.”

Dan 23 Januari kemarin, bersama the most freakin people, Akbar Maestro, gue jalan-jalan ke Prambanan naik sepeda. Tidak ada yang lebih semangat dari orang-orang yang ingin bepergian di pagi hari. Jam enam pagi gue udah siap, lengkap dengan celana pendek, jaket parasit parasut, sepatu ganteng dan ponsel berpulsa seratus ribu #sombongdikitbolehtak?

Ekpektasi: Kita berangkat jam enam pagi, sampe sana jam sepuluh, tanpa halangan dan tanpa rintangan kita masuk ke Prambanan, jalan-jalan sama foto-foto disitu sampai jam tiga. Abis itu pulang dan sampe Solo jam enam.

Jumat, 13 Maret 2015

Pencerita Mulut



            Dalam sebuah ruang, terkumpullah beberapa orang yang tengah mengadakan suatu kegiatan. Mereka berbicara ngalor-ngidul tak tentu arang. Rencana-rencana mempercepat pertemuan demi keefektivitasan terhadap waktu gagal total alias hasrat untuk berbasa-basi masih terasa dalam ruangan itu. Alih-alih menajamkan pemikiran dan paham mengenai acara dan rencana yang akan dibuat, orang-orang di ruangan tersebut malah sibuk mengenalkan bagaimana cara berbasa-basi yang egistis dan absurd.

Rabu, 28 Januari 2015

Gula Kawung, Pohon Avokad: Permen Kaki dan Sambutan Terhadap Teman Lama


Diambil sembarang dari google.com
          
Saya pertama kali kenal Majalah Surah adalah ketika mas Dedik, si rambut-mirip-buku-terkena-air-lalu-bergelombang yang bersahaja –dan merangkap menjadi penyelaras akhir novel Bunga di Atas Batu, #okepromosi– itu memberikan saya buku berjudul Dari Hari Ke Hari karangan Mahbub Djunaidi, saya terkesan dengan ceritanya, dan lebih-lebih lagi pada harganya¸ yah, makhluk mana yang tidak terkesan kalau diberi barang gratis?

Minggu, 18 Januari 2015

Ucap



            Kpd.
Penggemar setia fiksi.
Yang berulang tahun hari ini.
di tempat duduk yang nyaman ketika membaca ini.