Kamis, 28 Juni 2012

Pudarnya Pesona Ibu

Dalam sunyi senyap malam ini.
Anganmu kian menjauh dariku.
Bersatu dengan melodi indah dalam surgawi.
Membentuk nada mesra penuh cinta.
Aku hanya bisa menangis histeris.
Melihat pusaran kecil itu telah terisi.
Oleh sesosok wanita penuh senyuman manis.
Yang begitu cepat hilang dari dunia hitam ini.
Setiap nafas yang kuhembuskan.
Kulantunkan do’a dengan syahdu mengantarkan kepergianmu.
Dan jua setiap jejak langkah.
Kulukis namamu dalam setiap tapak kaki langkahku.
Aku hanya bisa terdiam bisu tak berguna.
Mengenang seluruh kasih sayangmu terhadapku.
Ibu…
Aku berharap akan cepat beranjak menemanimu dalam singgasana surga.

"Ibu..... Penerang dalam kegelapan, penyemangat dalam kesedihan, serta seseorang yang rela bersabar dan rela berkorban demi kebahagiaan anaknya"
-Ghiyatsableng- 

Jumat, 22 Juni 2012

Derita Cinta Abadi

Kala senyuman rembulan begitu mengagumkan.
Selang kemudian berganti rintihan siluman penuh pembualan.
Ya, itulah engkau dasar bajingan.
Penuh seribu alasan kebohongan.

Meski mulutmu mengeluarkan segumpalan buih.
Perduli apa denganmu yang telah menancapkan luka begitu pedih.
Dan sampai nanti aku berjalan dengan tertatih.
Takkan pernah aku mengatakan lirih.

Dulu engkau yang selalu memberikan kasih.
Kini malah memberikan berjuta perih.
Sejak dia engkau pilih .
Aku semakin tak perduli dan risih saat kau bersedih.

"Orang yang berada di sampingmu, orang yang menyanyangimu, orang yang mengaku sahabatmu, orang yang sangat kau anggap berharga belum tentu mempunyai rasa sayang yang besar terhadapmu. Kamu hanya bisa memikirkan cara untuk kamu tidak membenci mereka, meski mereka membencimu"
-Ghiyatsableng- 

Sabtu, 16 Juni 2012

Aku, Kelamku, dan Anganku

Kalau aku punya uang.
Ingin aku membeli sayap untuk terbang.
Pergi membunuh waktu di kutub utara bersama beruang.
Walau mungkin nyawaku bisa melayang.

Kalau aku punya berlian.
Ingin aku jual untuk pergi ke awan.
Kubangun istana megah dari intan.
Dan kupersembahkan untuk kita berduaan.

Kalau aku punya penjara.
Ingin aku menangkap mu dalam relung jiwa.
Kulapisi sekam dengan cinta penuh gelora.
Agar kau tak pergi kemana-mana.

Tapi itu hanya euforia.
Euforia dari manusia penuh dosa dan tak berguna.
Yang selalu dicercah dan dimaki oleh para penyiksa.
Sehingga menimbulkan sayatan kelam penuh bercak darah dan luka.

Persekian sekon kucoba merajut mimpi dalam angan.
Kupintal dan coba kuwujudkan agar menjadi kenyataan.
Tak habis aku berjuang melawan rintangan.
Agar nanti tercipta kesuksesan di masa depan.

"Ketika engkau memutuskan mimpi apa yang hendak kau raih. Dalam perjalanannya engkau akan menemukan kesulitan. Maka saat itu kuatkanlah hatimu"
-Merry Riana-