Dalam sunyi senyap malam ini.
Anganmu kian menjauh dariku.
Bersatu dengan melodi indah dalam surgawi.
Membentuk nada mesra penuh cinta.
Aku hanya bisa menangis histeris.
Melihat pusaran kecil itu telah terisi.
Oleh sesosok wanita penuh senyuman manis.
Yang begitu cepat hilang dari dunia hitam ini.
Setiap nafas yang kuhembuskan.
Kulantunkan do’a dengan syahdu mengantarkan kepergianmu.
Dan jua setiap jejak langkah.
Kulukis namamu dalam setiap tapak kaki langkahku.
Aku hanya bisa terdiam bisu tak berguna.
Mengenang seluruh kasih sayangmu terhadapku.
Ibu…
Aku berharap akan cepat beranjak menemanimu dalam singgasana surga.
"Ibu..... Penerang dalam kegelapan, penyemangat dalam kesedihan, serta seseorang yang rela bersabar dan rela berkorban demi kebahagiaan anaknya"
-Ghiyatsableng-
Anganmu kian menjauh dariku.
Bersatu dengan melodi indah dalam surgawi.
Membentuk nada mesra penuh cinta.
Aku hanya bisa menangis histeris.
Melihat pusaran kecil itu telah terisi.
Oleh sesosok wanita penuh senyuman manis.
Yang begitu cepat hilang dari dunia hitam ini.
Setiap nafas yang kuhembuskan.
Kulantunkan do’a dengan syahdu mengantarkan kepergianmu.
Dan jua setiap jejak langkah.
Kulukis namamu dalam setiap tapak kaki langkahku.
Aku hanya bisa terdiam bisu tak berguna.
Mengenang seluruh kasih sayangmu terhadapku.
Ibu…
Aku berharap akan cepat beranjak menemanimu dalam singgasana surga.
"Ibu..... Penerang dalam kegelapan, penyemangat dalam kesedihan, serta seseorang yang rela bersabar dan rela berkorban demi kebahagiaan anaknya"
-Ghiyatsableng-