Rabu, 16 Juli 2014

Sebuah Surat yang Berjanji Akan Memukulmu Hingga Mati Kalau Kau Main-main


            Untukmu, orang-orang yang tengah dalam keberhasilan.

Selamat berbahagia, kami turut merasakannya.

Kamu tidak akan menjadi orang kaya, jika kamu membenci orang kaya. Dan kamu tidak akan menjadi orang berhasil, jika kamu masih saja membenci orang berhasil.

Kawan, ketahuilah, kalau kamu tengah berbahagia saat ini. Semoga kamu masih ingat dengan orang-orang yang dulu pernah tertawa bersamamu, belajar bersamamu, merasakan suka-duka-manis-pahit bersamamu, dihukum bersamamu, dan dengan segenap doa, semoga kamu tidak pernah melupakan kami.

Semoga keberuntungan selalu bersamamu, semoga orang tuamu selalu tersenyum melihatmu. Jangan membuat mereka bersedih atau paling tidak menyimpan air matanya untuk Tuhan pada doa malam-malam. Semoga kamu selalu mengingat mereka adalah orang yang melahirkanmu dengan susah payah.

Tuhan telah memberikan skenario terbaiknya untukmu, mengabulkan harapanmu, menyisipkan kesempatan untuk membuat senang orang-orang di sekelilingmu, jika kau gagal dalam berperan atau setengah-setengah melakukan aktingmu, kami tidak akan segan-segan menonjokmu hingga babak belur. Ketahuilah, beratus ribu orang mengharapkan berbahagia sepertimu.

Oh, temanku, sekali lagi selamat. Yang perlu kamu ingat, kamu tidak selalu punya kesempatan untuk membahagiakan orang-orang yang kamu cintai –dan membuat iri orang-orang yang kamu benci–, jadi selama kamu masih memegang kebahagiaan itu, peganglah sampai kulit tanganmu mengelupas, genggamlah sampai kau menangis, sampai kau menangis deras-deras.

Salam,

Kami yang selalu –tanpa dusta–  tersenyum melihat keberhasilanmu.


Notes: Tenang saja, kau tidak perlu khawatir, kami ini juga orang-orang bahagia yang menerima takdir bahwa Tuhan menempa diri kami dengan cara-Nya sendiri.

2 komentar: