Untukmu, orang-orang yang tengah
dalam keberhasilan.
Selamat
berbahagia, kami turut merasakannya.
Kamu tidak akan menjadi orang kaya,
jika kamu membenci orang kaya. Dan kamu tidak akan menjadi orang berhasil, jika
kamu masih saja membenci orang berhasil.
Kawan,
ketahuilah, kalau kamu tengah berbahagia saat ini. Semoga kamu masih ingat
dengan orang-orang yang dulu pernah tertawa bersamamu, belajar bersamamu,
merasakan suka-duka-manis-pahit bersamamu, dihukum bersamamu, dan dengan
segenap doa, semoga kamu tidak pernah melupakan kami.
Semoga
keberuntungan selalu bersamamu, semoga orang tuamu selalu tersenyum melihatmu.
Jangan membuat mereka bersedih atau paling tidak menyimpan air matanya untuk
Tuhan pada doa malam-malam. Semoga kamu selalu mengingat mereka adalah orang
yang melahirkanmu dengan susah payah.
Tuhan
telah memberikan skenario terbaiknya untukmu, mengabulkan harapanmu,
menyisipkan kesempatan untuk membuat senang orang-orang di sekelilingmu, jika
kau gagal dalam berperan atau setengah-setengah melakukan aktingmu, kami tidak
akan segan-segan menonjokmu hingga babak belur. Ketahuilah, beratus ribu orang
mengharapkan berbahagia sepertimu.
Oh,
temanku, sekali lagi selamat. Yang perlu kamu ingat, kamu tidak selalu punya
kesempatan untuk membahagiakan orang-orang yang kamu cintai –dan membuat iri
orang-orang yang kamu benci–, jadi selama kamu masih memegang kebahagiaan itu,
peganglah sampai kulit tanganmu mengelupas, genggamlah sampai kau menangis, sampai kau menangis deras-deras.
Salam,
Kami
yang selalu –tanpa dusta– tersenyum melihat
keberhasilanmu.
Notes:
Tenang saja, kau tidak perlu khawatir, kami ini juga orang-orang bahagia yang
menerima takdir bahwa Tuhan menempa diri kami dengan cara-Nya sendiri.
subhanallah kata-kata mu yats :'')
BalasHapusterharu bacanya
BalasHapus