Selasa, 27 Maret 2012

Seberkas Permohonan Maaf

Seberkas Permohonan Maaf

Senyum manismu itu begitu sempurna, bahkan terlalu sempurna.
Nyaris tanpa kesedihan disetiap sunggingan bibirmu itu.
Kesetiaan abadi dalam nyata dan fatamorgana.
Yang ternoda oleh sikap serta perlakuan dosa diriku dibelakangmu.

    Mungkin tak kau sadari.
    Seringkali aku menusuk kesetiaanmu yang suci.
    Dengan segala macam perlakuan dan omongan yang keji.
    Hanya karena aku merasa iri dan tersaingi.
    Oleh segala kelebihan yang kau miliki.

Pertolonganmu itu begitu membuatku bahagia.
Mematikan semua gundah gulana yang tersimpan didalam jiwa.
Selalu setia dalam duka lara serta suka cita.
Yang tak jarang kubalas dengan air tuba.

    Kau bagaikan peluru yang setia terhadap senapan.
    Tetapi aku bagaikan pemberontak yang penuh akan keangkuhan
    Kuakui aku manusia yang tak jarang melakukan kesalahan.
    Kuakui aku manusia yang tak jarang melakukan kekhilafan.

Kepalaku tertunduk lesu.
Saat mengiringi kepergianmu.
Teringat akan perlakuan setan diriku dahulu.
Darah yang mengucur inipun tak akan mampu mengembalikanmu.
    Debur ombak dengan keras menghatam batu karang.
    Hembusan angin dengan lemah gemulai menerpa pepohonan.
    Burung-burung saling bergenggaman dikala terbang.
    Tak ayal awanpun menemani mereka yang silih berganti melantunkan nyanyian.

Sahabatku...
Kukirimkan seuntai maaf untuk dirimu dengan melodi syahdu.
Kukirimkan jua seberkas cahaya untuk menemanimu.
Terimalah.
Sebuah paket terindah untukmu.
Sebuah penghargaan terbaik untuk kesetianmu.


Untuk Sahabatku nun jauh disana :)

-Andai saja kau masih disana, aku akan mencoba membahagiakanmu lebih banyak lagi sobat."

1 komentar:

  1. kata-katanya benar2 menusuk sob... ;)

    tetap semangat berkarya y sob...

    BalasHapus