Kamis, 28 Juni 2012

Pudarnya Pesona Ibu

Dalam sunyi senyap malam ini.
Anganmu kian menjauh dariku.
Bersatu dengan melodi indah dalam surgawi.
Membentuk nada mesra penuh cinta.
Aku hanya bisa menangis histeris.
Melihat pusaran kecil itu telah terisi.
Oleh sesosok wanita penuh senyuman manis.
Yang begitu cepat hilang dari dunia hitam ini.
Setiap nafas yang kuhembuskan.
Kulantunkan do’a dengan syahdu mengantarkan kepergianmu.
Dan jua setiap jejak langkah.
Kulukis namamu dalam setiap tapak kaki langkahku.
Aku hanya bisa terdiam bisu tak berguna.
Mengenang seluruh kasih sayangmu terhadapku.
Ibu…
Aku berharap akan cepat beranjak menemanimu dalam singgasana surga.

"Ibu..... Penerang dalam kegelapan, penyemangat dalam kesedihan, serta seseorang yang rela bersabar dan rela berkorban demi kebahagiaan anaknya"
-Ghiyatsableng- 

12 komentar:

  1. Terima kasih yang sudah berkunjung :)

    BalasHapus
  2. sangat bagus kawan, saya sangat menyukainya...
    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke nanti di follbek ya min :). Tunggu saja :)

      Hapus
  3. jangan lupa follow balik ya kawan....72
    ditunggu untuk saling follow
    terima kasih

    BalasHapus
  4. sumpah,, bergetar aku pas ng.baca nya sobat..

    ( -_-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih banget mas bobby.
      Saya aja sampe baca berulang-ulang :D

      Hapus
  5. terharu banget aku membaca puisi sobat,i love my mom too...saat ini aku lagi merantau jauh dari mama tersayang juga tapi tetap tabah,sabar ya sob,so nice salam kenal ya xD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke mas ali.
      Sobat juga harus tetap sabar ya.
      Doa yang menyertai jarak sobat dengan mamanya :D

      Hapus
  6. tak salah sobat kalau orang pintar kita berkata "syurga itu di bawah telapak kaki ibu"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sekali.
      Ungkapan yang sama sekali tak salah.

      Hapus
  7. terima kasih ibu... :)
    maksh juga sob... share nya :D

    BalasHapus