Sabtu, 14 September 2013

Pecundang yang Dipecundangi


            SELAAAAMAT PAGI dan SELAMAT HARI MINGGU!!!

Perlu lo tahu, hari ini gue free. Yap, free dalam arti harfiah, dalam arti yang sesungguhnya. Haap, hap, hap *senam-pagi* Dan khususnya, para anak OSIS-MPK yang lain mungkin ngerasain itu :D

Engg, post ini terinspirasi dari tweet gue kemaren yang kayak gini:

Mudah-mudahan post ini berguna ya bagi kalian. Yaaay ^^

MIMPI.

Ya, lagi-lagi tentang mimpi. Apa sih yang kita cari di dunia ini? Apa sih yang kita harapkan di dunia ini? Apa sih yang kita tuju di dunia ini?

Jawabannya: BANYAK.

Tapi, beberapa hari ini, kita terlalu banyak dicekoki oleh hal-hal sepele yang ngebuat semua itu jadi kabur, gak jelas. Hal-hal yang udah dirancang sedemikian rupa, rusak gitu aja oleh beberapa hal yang sebenernya gak perlu. Misal: Kebencian, ataupun… pesimis.

Kita memang terlalu banyak khawatir, khawatir kita gak bisa survive di mimpi itu, khawatir kita gak bisa ngebahagian orang-orang di sekitar karena mimpi itu.

Kita banyak bertanya pada orang lain, tentang bagaimana kehidupan kita selanjutnya, kita sibuk merancang saran-saran, agar hidup kita lebih baik. Tapi, pada akhirnya: kita gak pernah bener-bener menerima saran-saran itu. Lalu, kita kembali sibuk dengan mencari saran dari orang yang telah berhasil meraih mimpinya, bertanya tips apa aja yang mereka lakuin dulu…

Dan, ketika beberapa dari kita sibuk membuang waktu yang sia-sia. Sebagian lainnya sibuk dengan cara-cara untuk menggapai impiannya, menghiraukan cemoohan dan cacian orang-orang di sekelilingnya. Ketika kita sadar akan itu, kita tak ubahnya seperti pecundang yang dipecundangi oleh waktu.

Kita sudah sadar, sudah saatnya untuk menemukan cara-cara untuk meraih mimpi-mimpi kita yang sudah tertunda lama. Sudah saatnya membuktikan bahwa kita bukanlah orang-orang tolol yang menyampahi dunia. Tapi, ketika sebagian orang memilih untuk langsung bertindak tanpa menghiraukan resiko, kita malah memilih untuk berdiam diri, memikirkan resiko-resiko apa yang ada di depan kita, takut tidak bisa menyelesaikannya, takut gagal, ataupun takut tindakan kita akan sia-sia. Saat itu, kita memang layak disebut pecundang yang dipecundangi oleh dunia.
 
SUPEEERRRR ^_^
Karena, yang bertanggung jawab atas hidup kita…. adalah diri kita sendiri.

So, berjanjilah pada diri sendiri, berjanji untuk janji-janji yang akan lo tepatin, di masa depan nanti….

Salam.

12 komentar:

  1. Kita harus terus berlari, adakalanya kita kudu diam sejenak, merenung, dan jgn lupa harus lari lagi pastinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sob, kadang ada kalanya kita berjalan, tapi tetap menuai banyak pelajaran dan tak berhenti berjuang :)

      Hapus
  2. maju terus pantang mundur. klo mentok tembok, rumbuhin temboknya trus lanjut lari.

    BalasHapus
  3. Jemungut soB. Ceritamu rasa moca :D

    BalasHapus
  4. setuju sekali dengan postingannya sobat, yang jelas memang hidup kita ini bertanggung jawab pada diri sendiri, tinggal kita sendiri yg harus bisa mebgaturnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul.
      Terima kasih sudah membaca dan berkomentar :)

      Hapus
  5. postingannya ajib pisan euy...cemunguuuuttt :D

    BalasHapus
  6. Stop pecundang!!!
    Hancurkan para pecundang...

    BalasHapus
  7. Pecundang yang mengakui ke-pecundang-annya itu bukan pecundang lho :D

    BalasHapus