Kamis, 24 Desember 2015

Pelajaran Emotional Quotient dari Whiplash

            Setelah postingan terakhir gue di blog ini adalah April lalu, gue sadar gue udah terlalu lama menelantarkan anak pertama ini dan seringkali berselingkuh untuk mengisi peramalmalam.wordpress.com yang isinya cuma galau-galauan. Gue jadi sadar makin hari gue kekurangan bahan buat tulisan yang emang pada mulanya tujuan awal gue nulis adalah pemenuhan hasrat untuk menenggelamkan diri pada waktu dan menghindari kemaksiatan. Hari ini, di hari pertama libur panjang –dan tragisnya gue malah tepar– gue berusaha buat membuat catatan kecil lagi tentang perasaan gue sehabis nonton Whiplash, film yang bagi gue cukup oriental (?)
            Awalnya, gue kira film ini sejenis kayak video tutorial main drum. Tapi o ternyata, mungkin bagi gue adalah film yang menempati rangking teratas buat genre music. Sebenernya, tulisan ini bukan ripiu sih, tapi sekadar rasa terima kasih aja kepada penulis skenario dan sutradaranya yang gak nyiptain karakter plastik lontang-lantung gak jelas arahnya mau kemana dan alur yang termehek-mehek.

            Tokoh utama di sini jelas adalah Andrew dan Fletcher. Murid dan guru yang bener-bener kebalikan sifatnya, gue lumayan suka cara mengumpatnya Fletcher ini, aing mau dong plis diajarin. Berkelas dan sarkasme banget. Seolah-olah tokoh ini diciptain cuma buat ngehina-hina doang, dan kalo melihat realita, kita pasti pernah ngebatin, ‘Nih orang banyak ngomongnya aja, palingan juga kagak bisa apa-apa’ Tapi, gue sadar apa sebenarnya peran Fletcher sebagai guru penghardik ini buat apa di durasi satu jam lewat. Disitu, setelah Andrew mengalami kegagalan luar biasa pada konser Dunneliannya, dia kembali lagi bertemu Fletcher yang udah resign dari Shaffer Conservatory –anjir, nama universitasnya keren bener–. Disitu, gue bener-bener ngefans sama dialognya. Begini:

            Fletcher: Aku kesana bukan sebagai konduktor, semua orang bodoh pun bisa mengayunkan tangannya dan menjaga tempo. Aku ada disana untuk mendorong seseorang melampaui apa yang diharapkannya. Aku percaya kalau itu adalah kebutuhan mutlak. Jika tidak, dunia bisa kehilangan Louis Armstrong berikutnya, atau Charlie Parker berikutnya.
            Andrew: *terdiam meratapi*
F: Aku sudah cerita bagaimana Charlie Parker menjadi Charlie Parker–  
A: –Jo Jones melempar simbal ke kepalanya.
F: Benar. Parker saat itu masih muda. Sangat mahir bermain saxofon, mendapat kesempatan main di cutting session. Dan, dia mengacaukannya. Dan Jones hampir saja memenggal kepalanya. Dia ditertawakan seisi panggung, dia menangis semalaman, tapi esok paginya apa yang ia lakukan? Dia berlatih. Dia berlatih, dan berlatih dengan satu pikiran di kepalanya.. untuk tidak pernah ditertawakan lagi. Dan ketika setahun kemudian dia kembali, dia naik panggung itu lagi, dan ia memainkan solo terbaik yang pernah dunia dengar.
A: *tersenyum kecil*
F: Dan bayangkan jika Jones mengatakan, ‘Ya itu bagus Charlie, bagus, usaha yang bagus.’ Dan Charlie berpikir, ‘Aku berhasil melakukan usaha yang bagus.’ Akhir cerita, tidak akan ada Bird –kayaknya Bird ini sejenis album terbaiknya–. Tidak ada dua kata dalam bahasa Inggris yang lebih berbahaya ketimbang “Good Job”.

            Setelah scene terbaik dalam film itu, ya kurang lebih banyak pelajaran yang didapat, semacam perjalanan emosional. Kita tentu bisa menyerap itu sendiri. Dan fungsi gue disini bukan menghadirkan amanah, lebih ketimbang memberikan pandangan bahwa terkadang, orang-orang yang menghina dan mengkritik secara pedas nyatanya mendorong kita lebih banyak untuk berhasil ketimbang orang yang cuma bisa bilang puk-puk-yau.
            Dan, Whiplash ditutup dengan ending menakjubkan di mana si Fletcher ini tersenyum melihat permainan Andrew. Bisa dibilang, itu satu-satunya menit yang bernuansa kebahagiaan sebelum 1 jam 50menit sebelumnya adalah penyiksaan dan tragedi yang terus-terusan berentet.

3 komentar:

  1. wah sibuk ya yats, sibuk kuliah, sibuk nulis, sibuk pac*ran hehe :D

    BalasHapus
  2. Milk is a source of calcium needed to strengthen bones. Milk provides about 30% of daily calcium dose.
    Makanan Untuk Menguatkan Tulang

    BalasHapus
  3. udah lama engga nge-blog lagi ya yats:''

    BalasHapus