Sabtu, 30 November 2013

Time As Usain Bolt.


            I’m seriously.

Gue nulis post ini dengan tangan gemetar, enggak tahu kenapa, kayaknya baru kemaren gue nulis post ini: Time As A Cheetah. Sekarang udah masuk tulisan tentang ‘Waktu’ yang kedua.

Sebelumnya, gue basa-basi dulu nih.

Selamat hari baru semuanya! Desember! Bulan terakhir sebelum tahun depan. Yihaaaaaaa!! Gue harap lo enggak pernah bosen baca tulisan gue yang ngawur ini..

Bulan terakhir di 2013.

Satu pertanyaan: Apa yang telah kita perbuat?

Berdiam diri?

Merenungi nasib?

Meratapi mimpi yang satu-satu gagal?

Mengais-ngais cinta dari orang yang nyatanya tak pernah ada?

Apa lagi?

Bilang sama diri lo sendiri.

Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang menangisi waktu.

2014 di pelupuk mata.

Sebelum kita jalanin tahun-tahun yang (mungkin) tahun terberat dalam hidup kita. Dimana akan ada kenyataan bahwa:

Tangisan yang tiada henti menjerit, karena teman-teman seperjuangan yang mulai pergi satu per satu. Sadar bahwa mimpi adalah segalanya, bahkan mengalahkan persahabatan.

Lalu, cinta dan kebahagiaan yang lekas pergi, berganti dengan rasa emosional yang lebih membumbung di kala kita sudah menyandang siswa dengan embel-embel ‘Maha’ di depannya ( Amin :)

Secara pribadi, gue sadar kalo waktu adalah hal yang masih bersifat komunis sampai saat ini. Dia dengan sendirinya mengekang kebebasan kita. Mau bukti? Belajar terus menerus buat UN dan segala tetek bengeknya. Capek kan? Lelah berkepanjangan kah? 

Semua yang lebih tua dari kita juga pernah ngalamin kok. Tinggal gimana kita ikhlasnya aja apa enggak.

Usain Bolt, pelari tercepat di dunia pernah bilang. I' m just going out there all the time to do my thing and show the world i'm probably the best."

Bener banget! Ketika kita berpikir tentang berapa banyak waktu lagi yang kita miliki, kita semakin sadar bahwa tidak ada lagi waktu yang kita milikin.

Tiba-tiba…

Semuanya menghilang.

Segala kesalahan dan hubungan yang rusak udah enggak bisa diperbaikin lagi.

Mimpi yang udah siap buat dibangun, bukan masih dirancang, dan kita telat menyadari itu.

Berpindah, ke tempat yang (mungkin) lebih baik lagi.

Rindu akan waktu dimana kebahagiaan dan tawa masih lebih mudah.

Rindu akan air mata yang mudah dibagi-bagi dengan teman sejawat.

Bernyanyi diiringi teman yang memainkan gitar dengan suara fals orang-orang di sekitarnya, tanpa beban.

Bercanda ria dan bepergian semau kita.

Sama-sama menikmati hujan dan kebasahan, lalu tersenyum sama-sama saat itu.

Foto-foto sepuasnya.

Dan…… banyak lagi.

………………

Ketika, ketika itu lumpuh dan benar-benar habis.

Gue, lo, dan kita akan sama-sama sadar betapa waktu memang sangat-sangat-sangat begitu cepat. Dan kita selalu berpikir ‘gimana ya kalo gue punya kantong doraemon?

Lalu, apa perasaan lo saat ini?

Dimana UN tinggal 150 hari lagi. Dan SBMPTN tinggal 210 hari lagi.

Setelah itu, kita berpisah, berpindah, jauh dari segalanya.

Nyaris semuanya terasa baru lahir.

Kalau Anda memutuskan melakukan sesuatu, jangan sebut itu sebagai pengorbanan karena tiada ada orang yang memaksa Anda melakukannya.
Aung San Suu Kyi

Salam.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar