Jumat, 26 Desember 2014

Notes Ano




"Ya Tuhaaan. Maksudnya berpengalaman bukan berarti yang udah rilis buku dua kali! Belum tentu dia rilis buku dua kali tapi berpengalaman."

"Ya udah rilis buku kan berarti udah berpengalaman!"

"Jangan liat orang berpengalaman dari segi kesuksesan! Orang yang bolak-balik gagal justru lebih berpengalaman! Berpengalaman di sini maksudnya yang wise."



            Maafkan hamba.

Maafkan hamba yang seenak jidat mencomot dialog yang sepenuhnya hak cipta milikmu dan teman-temanmu. Tapi percayalah, tulisan yang paling lama kusimpan dan tidak kunjung berhenti hamba sunting adalah tulisan ini, bagaimana hamba mencoba untuk berterima kasih tapi tidak menghindarkan bagaimana hamba merasa tertohok karenanya. Dan, tulisan ini adalah salah satu tulisan yang sengaja hamba publikasikan akhir tahun, anggap saja bentuk pengkhususan dan bagaimana dalam tiap hari, dialog-dialogmu terus mengubah isi otak hamba.

Satu hal yang ingin hamba ceritakan; kurang lebih dua setengah tahun menulis, menjalankan hobi yang cuma setengah-setengah (namun, tidak berhenti bermimpi kalau suatu saat, ada tulisan besar yang mampu mengubah dunia), pontang-panting susah-payah berjuang sendirian, membangun relasi sana-sini, minder beberapa kali sebab diluar sana telah banyak yang lebih mampu dan ternyata lebih muda daripada apa yang telah hamba lakukan di umur delapan belas. Oh, sungguh, hamba terlihat sangat bodoh dan tidak berguna ketika mendapati orang-orang ‘genius like shit’ sepert mereka.

Mengenai problema berpengalaman, tidak usah kau khawatiri. Hamba juga dulu begitu, iri terhadap kawan-kawan yang hidupnya baik-baik; orang-orang dengan harta berlimpah, orang-orang dengan suara yang luar biasa, orang-orang yang menulis tiap hari, orang-orang yang bepergian tiap pekan, orang-orang yang mudah mengerjakan kalkulus dan differensial, orang-orang yang jantungnya kuat berlari keliling Senayan dari pagi hingga malam, orang-orang yang memegang piala, orang-orang yang mengendarai motor, orang-orang yang punya banyak teman, orang-orang yang mempunyai cukup sepatu bagus dan kemeja yang bisa dipakai untuk berekreasi, orang-orang yang mempunyai banyak buku dan dapat membelinya kapanpun ia mau, orang-orang yang mempunyai banyak mimpi dan hal-hal yang membuat hamba menjadi lebih kerdil dari siapapun.

Berangkat dari keminderan yang terlampau dingin dan membeku, hamba mencoba sesuatu yang baru, tanpa seseorang yang membimbing. Barangkali kau sudah tahu, bagian tersunyi dalam kehidupan adalah ketika siapapun berjuang sendirian, ia menangis tidak ada yang tahu, pun berhasil orang-orang abai terhadapnya. Ya, mungkin memang kedikdayaan sepi adalah hal yang paling melintang-membujur dalam hidup beberapa orang.

Kau, percayalah. Salah satu alasan hamba pernah menulis panjang-panjang, berikhwal lama-lama dan menyusun banyak rencana adalah sebab kau. Hamba memang tidah ahli dan tidak cakap dalam membuat kata-kata, hamba akui –dan sungguh, ini adalah pernyataan yang paling jujur– kau punya lebih banyak kemampuan daripada yang hamba punya, kau punya lebih banyak imajinasi yang lebih liar daripada hamba, diammu adalah yang hamba tahu adalah bentuk bagaimana khayal-khayal membungkam mulutmu untuk berkata-kata dan hanya sibuk mengunyah batang cokelat sambil matamu tak henti-henti menatap kosong langit kebiruan. Tulisan-tulisan di belakang bukumu adalah bentuk konkret bagaimana Tuhan sudah secara sepihak memberikan hal yang patut kau banggakan.

Hamba berani bersumpah, kau adalah salah satu orang paling berbakat yang pernah hamba temui.

***

Jadi, setelah hamba klarifikasi sebagian kecil yang mungkin hamba belum ceritakan dulu, yang terangkum dalam tulisan pendek ini, mungkin hamba menjadi tenang akhir tahun ini. Dan tidak lagi sibuk mengalkulasi beragam kemungkinan persepsi-persepsi yang engkau ciptakan tentang hamba. Lagipula, mungkin kau sudah mulai beranjak lebih dewasa, dan lebih tahu tentang betapa sulitnya melewati  kemacetan di rute perjalananmu.

Demikian.

Dan semoga, seiring berjalannya waktu, dan semakin lelahnya dunia menghadapi manusia-manusia, kau tetap terjaga dalam kepercayaan dirimu bahwa suatu saat kelak –mungkin hamba sudah banyak berkata seperti ini dahulu–, hamba akan melihatmu di koran-koran harian bahwa kau saban hari mendapat penghargaan Cannes dan berpidato diatas ribuan orang yang ahli dalam dunianya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar