Baiklah, ini pertama kalinya gue
ngeposting tentang kehidupan kuliah gue (uhuk, sebenarnya udah gak biasa make
kata ‘gue’, tapi sebagai anak kota, gue harus mempertahankan identitas dan jati
diri)
Setelah
tiga bulan ngekos, setelah gue tahu barang yang paling hemat adalah korek
kuping dan deodoran. Setelah gue tahu barang yang paling boros adalah shampoo
karena anak-anak kos pada perhitungan banget soal keramasan, setelah tiap pagi
manasin motor dan cuma bapak Ableh yang keliatan betulin motor sambil pake
bokser dan kacamata hitamnya. Akhirnya datang juga pagi terbaik dari ujung
kosan.
Ialah
seorang perempuan setengah baya dan lelaki kecil yang mulai timbul
bintik-bintik jerawatnya yang muncul jam delapan pagi. Ah, gue gak tahu kalo
tiga bulan aja udah cukup buat lupa gimana tiap pagi harus nyium tangan emak
dan jotos-jotosan sama adek.
“Mamah
kalo liat kamu, jadi sedih deh.”
Pas
emak gue bilang gitu, ya Allah, sedih bener, asli…
Tapi,
gue bersyukur, seenggaknya gue tahu gimana bentuk rindu yang paling dalam dan
gimana bentuk-bentuk pertemuan yang indah.
Sebagai
mahasiwa yang tiap hari berusaha tegar karena banyaknya cobaan (mulai dari
kehilangan, entah itu kenangan, barang, atau cinta sampai masalah pelajaran
yang yaaaampuuuuunnn BAGUS BANGET,
BAGUS AMSYONGNYA), kehadiran emak dan adek yang nanti Senin depan disusul
bapake menjadi semangat akhir tahun. Ya bagaimanapun, tahun ini adalah tahun
perpisahan dan pertemuan; Perpisahan dengan mereka, teman dan kota Tangerang
sialan itu. Dan pertemuan dengan teman baru, lingkungan dan kota Solo sialan
ini juga (memuji yang paling indah=menghujat yang paling kejam) :)
Oia,
dari emak dan adek yang baru dateng tadi pagi ada sebuah lagu yang tiba-tiba
menjadi soundtrack pertemuan.
Keane – Everybody Changing
So little time
Try to understand that I'm
Trying to make a move just to stay in the game
I try to stay awake and remember my name
But everybody's changing and I don't feel the same
Try to understand that I'm
Trying to make a move just to stay in the game
I try to stay awake and remember my name
But everybody's changing and I don't feel the same
Time
flies. Gue gak tahu kalo ternyata emak udah cukup tua buat berjalan jauh
dan seharusnya udah memasuki tahap-tahap persiapan menuju haji. Dan gue gak
tahu juga kalo ternyata adek gue yang sialan itu udah cukup besar dan bisa diandalkan
sebagai kuli keluarga. Yah, semua orang akan berubah, konon itulah salah satu
hal dimana kata selamanya tidak menjadi fiksi belaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar