Kpd.
Penggemar
setia fiksi.
Yang
berulang tahun hari ini.
di
tempat duduk yang nyaman ketika membaca ini.
Dalam
setiap kesempatan, semua orang membangga-banggakan mengenai kesendirian yang
mereka miliki. Mereka bangga mempunyai banyak waktu untuk membaca buku,
bepergian sendirian, mendengarkan musik, menonton film dan hal lainnya. Aku
kira orang-orang seperti itu hanya fiksi. Tapi aku sadar, orang yang paling
punya idealisme mengenai itu adalah kamu, penyendiri paling hebat yang kepalang
basah kukagumi.
Kesempatan
kali ini, aku tidak akan bersusah payah berusaha mendoakanmu yang baik-baik.
Aku sudah berprilaku itu sejak dulu dan sekarang aku sudah mulai bosan
mendoakanmu. Mereka, manusia-manusia di luar sana ternyata lebih ahli dan
bijaksana dalam berdoa. Kalimat-kalimat mereka panjang seperti naga Dragon
Ball, mereka khusyuk seperti biksu, dan ketulusan mereka sudah patut
dianugerahi piala Oscar. Yah, barangkali aku memang tidak ada apa-apanya dalam
urusan mendoakan orang lain, khususnya dalam setiap teman-temanku berulang
tahun.
Aku
hanya sedikit lebih banyak berceloteh hari ini. Jikalau semua orang sibuk
mempermainkan jempol mereka demi sekadar mengetik-tik-tik layar ponsel mereka
dan merangkai bagaimana memampatkan ucapan selamat, doa, dan minta bayaran
makanan dalam seratus empat puluh karakter, aku, lebih memilih berbicara
mengenai hal-hal tidak penting yang membuatmu gusar karena kalimat-kalimat yang
kubuat panjang-panjang dan tak kau kunjung temui ide pokok atau amanat yang
hendak kusampaikan.
Yah,
kau sudah tahu bagaimana kotamu yang baru, kendaraan yang (kuyakin) membuatmu
semakin lama bercokol dengan headset
dan novel-novel yang selamanya aku tak mengerti bagaimana seleramu dalam
memilih buku. Aku akui, kau tak burung dalam memilih bacaanmu, barangkali,
suatu saat kau cukup tepat untuk menerjemahkan karya-karya bermutu dari luar
negeri. Atau mungkin karyamu sendiri?
Jarang
lho, penulis yang bisa nerjemahin karyanya sendiri.
Aku
aja gak bisa-bisa, goblok-pisan-euy urusan begituan.
Sudahlah,
mari kita bahas hal-hal lain.
Kau
sudah dapat hadiah?
Dari
orang tuamu? Checklist. Dari sahabatmu? Checklist. Dari teman-teman baru atau
teman lamamu? Checklist.
Tapi,
sudahkah kamu menghadiahi dirimu sendiri di hari ini?
Bagaimanapun,
kamu bakalan cepet mati! Umur berkurang, tambah keriput, otak makin kecil,
ingatan makin pikun, kaki makin rapuh, tulang sudah diambang osteoporosis,
kuliah makin bosenin, hidup apalagi, bacaan udah banyak yang gak bermutu,
sembako makin mahal, kopi makin pahit, ditambah kenyataan makin pahit, harga
bus naik meskipun BBM udah balik semula, kegiatan makin menjemukan, film makin
buruk, dunia makin rumit, masalah tambah banyak, kedewasaan terasa jauh,
bahagia ala kadarnya, bersedih terlalu sering, menutup diri terlalu banyak,
menyalahi juga terlampau overdosis, dan, senyuman makin kecut.
Intinya,
cepet deh lakuin apa yang kamu pengen. Time
flies, hidup gak lama-lama amat kok. Tapi berguna harus sangat-sangat.
Sembilan
belas tahun di tanggal sembilan belas sebenarnya tidak terlalu luar biasa,
justru hal-hal yang sama-samaan seperti itu malah dianggap banyak orang sebagai
pembawa keberuntungan. Holy shit,
mereka sudah gila.
Apakah
angka kembar akan membuat mereka melahirkan anak kembar? Apa mungkin membuat
ingatan menjadi berlipat? Apa mungkin membuat uang menjadi berganda? Apa
mungkin membuat keberuntungan menjadi berlimpah?
/Repetisi
itu baik./
/Repetisi
itu baik./
Jadi,
cukuplah ucap-ucap yang ku haturkan. Kau mempunyai kuasa penuh atas bidak
caturmu sendiri. Melangkahlah sesuka hati, tukarlah bentengmu dengan raja,
tukarlah pionmu dengan menteri atau kuda, buatlah strategi yang paling menarik
buatmu. Buatlah permainan tak menjemukan seperti biasanya, hingga…
…
akhirnya kau tahu (aku tidak bermaksud ingin menggurui, tapi aku ingin sekali
mengucapkan kalimat ini kepada orang-orang, biar dikira bijak dan agak femus dikenal sebagai orang ahli
berfilosofi dan berkutip-kutipan-bajingan)
Hingga…
…akhirnya
kau tahu…
…rajamu
adalah harapanmu…
…suatu
saat ia akan menang atau kalah…
…hidup
atau mati…
…berjuang
atau menyerah…
Karena
terkadang…
…berjuang,
tidak
seremeh-temeh yang kau bayangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar