Minggu, 18 Januari 2015

Ucap



            Kpd.
Penggemar setia fiksi.
Yang berulang tahun hari ini.
di tempat duduk yang nyaman ketika membaca ini.

Dalam setiap kesempatan, semua orang membangga-banggakan mengenai kesendirian yang mereka miliki. Mereka bangga mempunyai banyak waktu untuk membaca buku, bepergian sendirian, mendengarkan musik, menonton film dan hal lainnya. Aku kira orang-orang seperti itu hanya fiksi. Tapi aku sadar, orang yang paling punya idealisme mengenai itu adalah kamu, penyendiri paling hebat yang kepalang basah kukagumi.

Kesempatan kali ini, aku tidak akan bersusah payah berusaha mendoakanmu yang baik-baik. Aku sudah berprilaku itu sejak dulu dan sekarang aku sudah mulai bosan mendoakanmu. Mereka, manusia-manusia di luar sana ternyata lebih ahli dan bijaksana dalam berdoa. Kalimat-kalimat mereka panjang seperti naga Dragon Ball, mereka khusyuk seperti biksu, dan ketulusan mereka sudah patut dianugerahi piala Oscar. Yah, barangkali aku memang tidak ada apa-apanya dalam urusan mendoakan orang lain, khususnya dalam setiap teman-temanku berulang tahun.

Aku hanya sedikit lebih banyak berceloteh hari ini. Jikalau semua orang sibuk mempermainkan jempol mereka demi sekadar mengetik-tik-tik layar ponsel mereka dan merangkai bagaimana memampatkan ucapan selamat, doa, dan minta bayaran makanan dalam seratus empat puluh karakter, aku, lebih memilih berbicara mengenai hal-hal tidak penting yang membuatmu gusar karena kalimat-kalimat yang kubuat panjang-panjang dan tak kau kunjung temui ide pokok atau amanat yang hendak kusampaikan.

Yah, kau sudah tahu bagaimana kotamu yang baru, kendaraan yang (kuyakin) membuatmu semakin lama bercokol dengan headset dan novel-novel yang selamanya aku tak mengerti bagaimana seleramu dalam memilih buku. Aku akui, kau tak burung dalam memilih bacaanmu, barangkali, suatu saat kau cukup tepat untuk menerjemahkan karya-karya bermutu dari luar negeri. Atau mungkin karyamu sendiri?

Jarang lho, penulis yang bisa nerjemahin karyanya sendiri.

Aku aja gak bisa-bisa, goblok-pisan-euy urusan begituan.

Sudahlah, mari kita bahas hal-hal lain.

Kau sudah dapat hadiah?

Dari orang tuamu? Checklist. Dari sahabatmu? Checklist. Dari teman-teman baru atau teman lamamu? Checklist.

Tapi, sudahkah kamu menghadiahi dirimu sendiri di hari ini?

Bagaimanapun, kamu bakalan cepet mati! Umur berkurang, tambah keriput, otak makin kecil, ingatan makin pikun, kaki makin rapuh, tulang sudah diambang osteoporosis, kuliah makin bosenin, hidup apalagi, bacaan udah banyak yang gak bermutu, sembako makin mahal, kopi makin pahit, ditambah kenyataan makin pahit, harga bus naik meskipun BBM udah balik semula, kegiatan makin menjemukan, film makin buruk, dunia makin rumit, masalah tambah banyak, kedewasaan terasa jauh, bahagia ala kadarnya, bersedih terlalu sering, menutup diri terlalu banyak, menyalahi juga terlampau overdosis, dan, senyuman makin kecut.

Intinya, cepet deh lakuin apa yang kamu pengen. Time flies, hidup gak lama-lama amat kok. Tapi berguna harus sangat-sangat.

Sembilan belas tahun di tanggal sembilan belas sebenarnya tidak terlalu luar biasa, justru hal-hal yang sama-samaan seperti itu malah dianggap banyak orang sebagai pembawa keberuntungan. Holy shit, mereka sudah gila.

Apakah angka kembar akan membuat mereka melahirkan anak kembar? Apa mungkin membuat ingatan menjadi berlipat? Apa mungkin membuat uang menjadi berganda? Apa mungkin membuat keberuntungan menjadi berlimpah?

/Repetisi itu baik./

/Repetisi itu baik./

Jadi, cukuplah ucap-ucap yang ku haturkan. Kau mempunyai kuasa penuh atas bidak caturmu sendiri. Melangkahlah sesuka hati, tukarlah bentengmu dengan raja, tukarlah pionmu dengan menteri atau kuda, buatlah strategi yang paling menarik buatmu. Buatlah permainan tak menjemukan seperti biasanya, hingga…

… akhirnya kau tahu (aku tidak bermaksud ingin menggurui, tapi aku ingin sekali mengucapkan kalimat ini kepada orang-orang, biar dikira bijak dan agak femus dikenal sebagai orang ahli berfilosofi dan berkutip-kutipan-bajingan)

Hingga…

…akhirnya kau tahu…

…rajamu adalah harapanmu…

…suatu saat ia akan menang atau kalah…

…hidup atau mati…

…berjuang atau menyerah…



Karena terkadang…

…berjuang,

tidak seremeh-temeh yang kau bayangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar