Selasa, 27 Mei 2014

Paket-Paket Menyusakan yang Harus Kukirim Malam Ini.


         Baru bulan kemarin UN dengan jujur.

Baru minggu kemarin lulus.

Baru tadi pagi perpisahan.

Baru beberapa jam tadi gak lulus undangan.

Dan aku berterima kasih pada-Mu. Syukur aku haturkan karena telah memberiku kegagalan. Aku tahu, ada setiap hikmah yang Kau sematkan di antara ribuan air mata yang berderai.

Terima kasih telah mempertemukanku pada kehancuran, sebab dari itu, aku belajar bagaimana cara bangkit yang kelak bisa kuaplikasikan lagi jika ada kehancuran yang lebih dari ini, karena modal yang telah Engkau berikan ini sungguh memberikan banyak pelajaran. Ah, tak sempat aku menyalahkan-Mu, semata-mata ini hanya kelalaianku dan juga ketidakdekatanku padamu. Tapi, jauh di atas segalanya, aku yakin Engkau mencintai semua hambamu, dan memberikan semua jalan terbaikmu untuk makhluk yang kauciptakan.

Tak banyak aku berbicara. Kita sudah tak lagi saling bertemu, jadi biarlah aku menulis kata-kata terakhir yang terkesan hiperbola atau terlalu melebih-lebihkan.

Meski tak aku lihat tangis yang membanjiri sewaktu perpisahan, juga tak dirasa pelukan hangat yang sangat aku harapkan. Selayaknya hati kita lebih banyak berbicara daripada kata-kata. Meski masa-masa keemasan untuk membangun mimpi telah kita lewati, masa-masa kejayaan untuk tertawa sudah tak ada lagi –tapi siapa yang tahu kalau di masa depan masa itu akan datang lagi–. Berikrarlah untuk suatu janji pertemuan di masa depan, tentu dengan keindahan yang lebih sempurna.

Jadi, pertama, ada kiriman paket –termasuk kagum, salut serta iri di dalamnya–  untuk yang bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya.

Buat yang keterima, tugasmu belum selesai, bung. Katanya mau masuk bareng, keluar bareng, dan bahagia bareng kan? Jadi kami mohon doanya, biar daya dan upaya kami yang tanggung, tapi bantu kami merajuk Tuhan agar kita bisa bahagia bersama.

Seorang perwira pernah berkata begini, “Jadi, lekaslah angkat kaki dari kota ini!”

Pergilah kamu, balik-balik lagi jangan lupa bawa keturunan, tapi ingat, dua anak lebih baik! :)

Kedua, ada kiriman paket –termasuk maaf dan sesal di dalamanya– untuk orang-orang yang pernah aku benci.

Selama ini, mungkin aku sudah menjadi musuh yang baik bagimu, meski tak memukulmu lewat bogem mentah, tak memfitnahmu lewat mulut yang tajam, tak menggosipkanmu lewat bibir yang pucat. Tapi, aku telah rela menghabisikan waktuku hanya semata-mata mencari kekuranganmu. Sialan, jadi selama ini kamu memperalatku ya?

Dasar musuh sialan.

Jadi, bukankah mengakhiri pencarian kekurangan dan diakhiri dengan maaf serta menagih terima kasih darimu adalah cara terbaik? Hahahahaha.

Ketiga, ada kiriman paket –termasuk doa di dalamnya– untuk para guru tercinta juga para pengelola sekolah.

Semoga, bapak-ibu menjadi manusia yang diberikan surga di akhirat, sebab ilmu-ilmu yang tiada habisnya digunakan dari puluhan generasi. Dan lihat, betapa besar jasamu mengantarkan kami sampai sini. Sungguh, kalau ada ratusan buket bunga yang luasnya mencapat seisi rumahmu, itu takkan cukup mengganti keringatmu atas marah-bangga-sedih-kecewa-dan perasaan lainnya.

Keempat, ada kiriman paket –termasuk cinta dan segelas teh manis di dalamnya– untuk sahabat-sahabatku.

Percayalah, kalian adalah orang yang punya cara paling bodoh untuk membuat kalian tetap kukenang. Dan segala tingkah penuh ketololan rasanya seperti memakan buah jeruk dengan warna oranye yang patut dicurigai, asem-asem-seger.

Juga teh manis ini untuk membuat kita tetap ingat, bahwa tak segalanya kita akan bersama, segala yang berbau manis hanyalah sementara, abadinya adalah cinta yang kita buat selama kita berdekatan dan mengenal satu sama lain.

Kelima, ada kiriman paket –termasuk tepuk pundak dan kata sabar di dalamnya– untuk orang yang telah menemukan kehancurannya.

Tak apa, kalian diberi kehormatan oleh Tuhan untuk naik pangkat agar bisa menerima kehancuran berikutnya yang lebih besar. Dan konon katanya, setelah itu, bahagia yang tak terkira akan membuat senyummu mengering hingga gusimu sariawan dan saliva tak dapat membantu pencernaan mekanik lagi.

Selamat bertemu lagi.

Aku bangga berada di tengah-tengah kalian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar